Kamis, 05 Maret 2009

Cerita 5

KERA DAN HYENA

Seekor kera dan seekor hyena sedang berjalan melewati hutan.
Hyena itu berkata, "Setiap kali saya lewat semak-semak itu
seekor singa melompat dari dalamnya dan menganiaya saya.
Saya tidak tahu mengapa demikian. '

"Kali ini saya akan berjalan bersamamu," kata kera, "dan
membantumu melawan singa itu."

Maka mereka mulai berjalan melewati semak-semak. Pada waktu
itu singa itu menerkam hyena dan menganiayanya sampai hampir
mati. Sementara itu kera mengamati peristiwa itu dari jarak
yang aman pada sebuah pohon. Ia memanjatnya ketika singa itu
keluar dari semak-semak.

"Mengapa engkau tidak melakukan sesuatu untuk membantu
saya?" keluh hyena.

Jawab kera itu, "Engkau begitu banyak tertawa, saya pikir
engkau menang."

KRISHNA DALAM DOMPOLAN

Krishna berkata kepada Arjuna, "Engkau mengira saya adalah
penjelmaan Allah. Akan tetapi hari ini saya ingin menyatakan
sesuatu yang istimewa kepadamu. Ikutilah saya."

Arjuna mengikuti Krishna beberapa jauh. Lalu Krishna
menunjuk ke suatu pohon dan berkata, "Apa yang kaulihat di
sana?"

Arjuna menjawab, "Suatu batang anggur yang sangat besar dan
bertandan-tandan buah anggur tergantung padanya.

Krishna berkata, "Itu bukan buah anggur. Pergilah lebih
dekat dan amatilah dengan teliti."

Ketika Arjuna melakukan hal itu, hampir-hampir ia tidak
mempercayai matanya sendiri, karena di hadapannya adalah
Krishna-Krishna yang bergantungan pada Krishna.

Murid-murid minta agar sang Guru berbicara mengenai kematian
kepada mereka: "Akan seperti apa kematian itu?"

"Kematian akan seperti selubung yang terbuka dan engkaudalam kekaguman akan berkata 'Jadi engkau itu!" "KUDAMU MENDERITA SAKIT KUNING" Sekelompok mahasiswa tidak puas dengan mutu bir yangdisajikan dalam kafetaria. Beberapa dari mereka mendapat gagasan cemerlang untukmengambil sedikit bir dari botol, mengirimkannya kelaboratorium rumah sakit dengan harapan menemukan yang adadalam bir. Hari berikutnya mereka menerima catatan yang mengatakan:"kuda anda menderita sakit kuning." MANGKUK EMAS MILIK NAGARJUNA Nagarjuna, seorang buddha suci yang agung, ke mana-manapergi hampir telanjang hanya terbungkus kaincompang-camping. Anehnya ia juga membawa mangkuk dari emasyang diberikan kepadanya oleh raja yang pernah menjadimuridnya untuk tempat minta-minta. Pada suatu malam ketika ia hendak membaringkan diri dantidur di antara reruntuhan sebuah biara tua, ia melihat adaseorang pencuri yang bersembunyi di balik sebuah tiang. "Ke-sini, ambillah ini," kata Nagarjuna sambil mengacungkanmangkuk yang biasa dipakai untuk minta-minta. "Dengandemikian engkau tidak akan mengganggu saya pada waktu sayasudah tertidur." Dengan senang hati pencuri itu merebut mangkuk itu danpergi. Esok paginya ia kembali dengan mangkuk itu dengansuatu permohonan. Ia berkata, "Ketika engkau melepaskanmangkuk ini dengan hati yang begitu bebas tadi malam, engkaumembuat saya merasa begitu miskin. Ajarilah saya untukmemperoleh kekayaan yang menumbuhkan ketidakterikatan hatiyang begitu bebas." Tidak seorang pun dapat merebut dari padamu hal yang takpernah engkau rebut bagi dirimu sendiri.MANTRA BERBAHAYA Seorang guru sedang mengajar di suatu kelas. Pada waktu itusekelompok murid-murid yang masih muda minta kepadanya untukmemberitahukan mantra keramat yang dapat menghidupkankembali orang yang sudah mati. "Apa yang akan kalian buat dengan hal yang begitu berbahayaitu?" tanya sang guru. "Tidak untuk apa-apa, sekedar untuk meneguhkan iman kami,"jawab mereka. "Pengetahuan yang tidak matang itu sangat berbahaya,anak-anakku," kata orang tua itu. "Seperti apakah pengetahuan yang tidak matang itu?," tanyamereka. "Kalau pengetahuan itu memberikan kekuasaan kepada seseorangyang belum mempunyai kebijaksanaan yang harus mendasaripemakaiannya." Murid-murid itu terus mendesak, sehingga orang suci itumembisikkan mantra keramat itu ke telinga mereka sambilberkali-kali minta agar mereka menggunakannya dengan sangathati-hati dan penuh pertimbangan. Tidak lama sesudah itu, orang-orang muda itu berjalan-jalandi padang. Mereka melihat setumpuk tulang yang sudahmemutih. Dengan sikap sembrono yang biasanya menjadi cirikelompok, mereka memutuskan untuk menguji mantra, yangseharusnya hanya digunakan sesudah meditasi yang lama. Segera sesudah mereka mengucapkan kata-kata keramat itu,tulang-tulang itu langsung ditumbuhi daging dan berubahmenjadi serigala-serigala yang kelaparan, yang mengejarmereka dan mencabik-cabik tubuh mereka."SAYA TAKUT ENGKAU AKAN MENCIUMKU" Johanes dan Maria berjalan-jalan pada sore hari menjelangmalam. "John, saya sangat takut," kata Maria. "Apa yang kautakutkan?" "Saya takut, jangan-jangan engkau mencium saya." "Bagaimana saya akan menciumnya kalau kedua tangan sayamembawa ember dan mengempit seekor ayam?" "Saya takut, jangan-jangan engkau menaruh ayam itu di bawahember lalu mencium saya." Terjadi lebih sering daripada yang kaupikirkan, yang dibuatorang terhadap dirimu adalah yang kauminta dari mereka."KALAU KAUBIARKAN SAYA TERBAKAR, ENGKAU AKAN MENANGGUNG" Seorang Gubernur kolonial berkata kepada seorang pemimpinsetempat, "Saya sangat menyesalkan penindasan yang dilakukanoleh bangsa saya terhadap bangsamu. Engkau harus menolongsaya memecahkan masalahnya." "Di mana letak masalahnya?" tanya pemimpin itu. "Dengar kawan. Seandainya saya mengikatmu pada sebuah tiangdan menyalakan api di sekitarmu, engkau akan punya masalahbukan?" "Apakah demikian? Seandainya engkau melepaskan saya, semuaakan beres. Seandainya engkau membiarkan saya terbakar, sayaakan mati. Dan engkau akan berhadapan dengan masalah!" MELANGKAH JAUH TANPA MOBIL Seorang wanita saleh sedang meratapi ulah angkatan muda,"Sebabnya adalah mobil! Coba lihat, sekarang berapa jauhmereka dapat pergi untuk berdansa dan berkencan. Pada zamankita dulu tidak demikian. Bukankah begitu, nenek?" Wanita berumur delapan puluh tujuh tahun: "Yah, pasti dulukita pergi sejauh mungkin pada waktu itu." MEMANDANGI LUBANG Seorang kikir menyembunyikan emas di bawah pohon dalamtamannya. Setiap minggu ia menggalinya dan memandanginyaberjam-jam. Pada suatu hari seorang pencuri menggalinya danmembawanya lari. Ketika si kikir itu datang lagi untukmemandangi harta kekayaannya, yang ia temukan hanyalahlubang yang kosong. Orang itu mulai meraung-raung karena sedih, sehinggatetangga-tetangganya datang berlarian untuk melihat ada apa.Ketika mereka tahu masalahnya, salah seorang dari antaramereka bertanya. "Apakah engkau sudah pernah menggunakanemas itu?" "Belum," kata si kikir. "Saya hanya memandanginya setiapminggu." "Baiklah, kalau demikian," kata tetangga itu, "demi kepuasanyang sudah diberikan oleh emas itu, engkau dapat juga datangsetiap minggu untuk memandangi lubang itu." Kita menjadi kaya atau miskin tidak karena uang tetapikarena kemampuan kita untuk bergembira. Berjuang keras untukmencari kekayaan dan tidak mempunyai kemampuan untukbergembira sama dengan orang botak yang berjuang untukmengumpulkan sisir. MEMBERITAHUKAN MANTRA KEPADA SEMUA ORANG Seorang magang berlutut untuk dilantik menjadi murid. Gurumembisikkan suatu mantra rahasia ke telinganya, sambilmemberi peringatan kepadanya agar tidak mengatakannya kepadaorang lain. "Apa yang akan terjadi seandainya saya mengatakannya?" sahutmagang itu. Guru berkata, "Orang yang kauberitahu mantra itu akandibebaskan dari belenggu kebodohan dan penderitaan, akantetapi engkau sendiri akan dikucilkan dari lingkungan muriddan menderita." Segera sesudah ia mendengar kata-kata ini, magang itu larike tengah-tengah pasar, mengumpulkan orang banyak disekitarnya dan memberitahukan mantra rahasia ini kepadasemua orang. Kemudian para murid memberitahukan hal itu kepada guru danminta supaya orang itu diusir dari pertapaan karena tidaktaat. Guru tersenyum dan berkata, "Ia tidak perlu saya ajar lagi.Tindakannya menunjukkan bahwa ia sendiri adalah guru."MENARA TINGGI YANG GELAP Mengenai hakikat pencarian hidup batin... Seorang laki-laki berjalan-jalan dan sampai ke sebuah menarayang tinggi. Ia masuk ke dalamnya dan semua gelap. Ketika iameraba-raba dalam kegelapan itu ia sampai pada sebuah tanggalingkar. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang besar sampai kemanakah tangga itu, ia mulai menaikinya. Ketika ia naik, iamerasakan kegelisahan tumbuh dalam hatinya. Ia menoleh kebelakang dan menjadi sangat ketakutan karena setiap kali ianaik satu anak tangga, anak tangga sebelumnya jatuh danhilang. Di hadapannya anak tangga terus melingkar ke atastetapi ia tidak tahu sampai ke mana; sedang di belakangnyamenganga suatu kekosongan yang amat gelap.MENARI TANPA KAKI Pada suatu ketika, di sebuah kamp tconsentrasi hiduplahseorang tahanan, yang meskipun sudah dijatuhi hukuman matitetap tidak merasa takut dan merdeka. Pada suatu hari iatampak berada di tengah-tengah lapangan penjara sedangbermain gitar. Sejumlah besar orang berkumpul disekelilingnya mendengarkan alunan musiknya dan di bawahpengaruh musik itu mereka pun menjadi tidak merasa takut.Ketika para pembesar penjara melihat ini, mereka melarangorang itu bermain gitar. Akan tetapi hari berikutnya, orang itu kembali lagi ditempat yang sama, bernyanyi dan memainkan gitar denganorang-orang yang jumiahnya lebih besar lagi. Dengan marahpara penjaga menyeretnya dan memotong jari-jari tangannya. Hari berikutnya ia kembali lagi, bernyanyi dan bermain musiksedapat-dapatnya dengan jari-jarinya yang berdarah. Kali iniorang-orang yang datang di sekelilingnya bersorak-sorai.Para penjaga menyeretnya lagi dan membanting gitarnya sampaihancur. Pada hari berikutnya ia bernyanyi dengan segenap hatinya.Nyanyian yang sangat indah! Begitu merdu dan menyentuh hati!Orang banyak menggabungkan diri dan selama mereka bernyanyihati mereka menjadi begitu jernih seperti hatinya dan jiwamereka menjadi tak dapat ditaklukkan seperti jiwanya. Kaliini penjaga begitu marah sehingga mereka memotong lidahorang itu. Keheningan menyelimuti seluruh penjara, sesuatu yang takterkalahkan oleh maut. Semua orang heran, ketika pada hari berikutnya ia kembali ketempat yang sama sambil berlenggang dan menari diiringimusik yang tidak dapat didengar oleh orang lain kecuali diasendiri. Segera saja semua orang saling bergandengan tangan,menari di sekitar tubuhnya yang berdarah dan hancur,sementara para penjaga berdiri terpaku penuh kekaguman. Karir Sudha Chandran, seorang penari klasik India, terhentiketika berada di puncak ketenarannya, karena kaki kanannyaharus dipotong. Sesudah ia terbiasa lagi dengan kaki tiruan,ia kembali menari. Sangat mengherankan, ia kembali sampai kepuncak ketenarannya. Ketika ditanya bagaimana ia dapatmelakukan hal itu, dengan sederhana ia menjawab, "Anda tidakmembutuhkan dua kaki untuk menari."MENCONTOH RAJA Ketika "Messiah" karangan Handel untuk pertama kalinyadipertunjukkan di London, raja hadir. Ia begitu terbuai olehperasaan religius ketika paduan suara menyanyikan bagianAlleluia, sehingga di luar kebiasaan ia berdiri hening penuhhormat terhadap karya besar yang sedang ia nikmati. Ketika melihat ini, para bangsawan yang hadir di sanamengikuti raja dan berdiri juga. Itu menjadi tanda bagi parahadirin yang lain untuk berdiri. Sejak saat itu, dianggap suatu keharusan untuk berdirisetiap kali Alleluia dinyanyikan, tanpa peduli sepertiapakah sikap batin orang yang mendengarkan atau mutupembawaannya. PERKARA SEMANGKA Tiga orang anak yang dituduh telah mencuri buah semangkadibawa ke pengadilan dan menghadap hakim dengan perasaantakut. Mereka berpikir akan menerima hukuman berat karenahakim itu dikenal sebagai orang yang sangat keras. Hakim itu juga seorang pendidik yang bijaksana. Dengan satuketokan palu ia berkata, "Kalau di sini ada orang yangketika masih anak-anak belum pernah mencuri buah semangka,silakan tunjuk jari." Ia menunggu. Para pegawai pengadilan,polisi, pengunjung - dan hakim sendiri - tetap meletakkantangan mereka di meja mereka. Ketika sudah puas melihat bahwa tidak ada satu jari pun yangdiangkat dalam sidang itu, hakim itu berkata, "Perkaraditolak."
MENGENAKAN PIKIRAN ORANG LAIN

Seorang filsuf yang hanya mempunyai sepasang sepatu minta
tolong seorang tukang sepatu untuk memperbaikinya, dan ia
akan menunggu.

"Sekarang sudah waktunya tutup." kata tukang sepatu itu.
"Oleh karena itu saya tidak dapat memperbaikinya sekarang.
Mengapa engkau tidak datang besok pagi saja?"

"Saya hanya mempunyai sepasang sepatu ini, dan saya tidak
dapat berjalan tanpa sepatu."

"Baik, untuk sementara engkau saya pinjami sepatu."

"Apa! Memakai sepatu orang lain? Kauanggap apa saya ini?"

"Mengapa engkau menolak menggunakan sepatu orang lain di
kakimu kalau engkau begitu saja membawa pikiran-pikiran
orang lain di kepalamu?"MISA UNTUK SEEKOR ANJING ... namun kadang-kadang baik juga! Seseorang berkata kepada pastor paroki, Pastor, kemarinanjing saya mati. Dapatkah pastor mempersembahkan misa untukkedamaian jiwanya?" Pastor itu marah. "Kami tidak mempersembahkan misa untukbinatang," katanya tajam. "Mungkin dapat engkau coba digereja baru di sebelah sana. Mungkin mereka mau berdoa untukanjingmu." "Saya sungguh mencintai makhluk kecil itu," kata orang itu,"dan saya ingin melepasnya dengan baik. Saya tidak tahuberapa biasanya yang dipersembahkan untukkesempatan-kesempatan seperti ini. Apakah lima ratus ribudollar cukup?" "Tunggu sebentar," kata pastor itu. "Engkau tadi tidakmengatakan kepada saya bahwa anjingmu katolik!"LIN CHI MEMPUNYAI LIMA MURID ... Pencari yang sungguh-sungguh amat jarang ... Ketika raja mengunjungi pertapaan-pertapaan Guru Agung ZenLin Chi, ia heran karena melihat lebih dari sepuluh ribupetapa tinggal bersama Guru Agung itu di sana. Karena raja ingin tahu berapa persis jumlah petapa di situ,ia pun bertanya, "Berapa banyakkah muridmu?" Lin Chi menjawab, "Empat atau paling banyak lima." NAIK KE SORGA ATAU MATI Seorang pastor masuk ke tempat minum dan menjadi marahkarena ada banyak sekali anggota jemaahnya yang ada di sana.Ia mengumpulkan mereka dan membawa masuk ke gereja. Kemudian dengan sungguh-sungguh ia berkata, "Semua yangingin masuk surga, maju ke sebelah kiri." Semua maju kesebelah kiri, kecuali satu orang yang tetap tinggal ditempatnya. Pator memandang orang itu dengan galak dan berkata, "Engkautidak ingin masuk surga?" "Tidak," kata orang itu. "Apakah engkau bermaksud tetap berdiri di situ danmengatakan kepada saya bahwa engkau tidak ingin masuk surgakalau engkau mati?" "Tentu saya ingin masuk surga kalau saya mati. Saya pikirpastor mau ke surga sekarang!" Kita dapat nekad - hanya kalau kendali kita lepas. NAMA TERKENAL SUATU PENJARA Mereka membanggakan diri karena selalu masuk akal hal yangselanjutnya mau mereka buktikan dengan cara-cara yangmengejutkan: Seorang Gubernur mengunjungi suatu Lembaga Pemasyarakatandan berbicara dengan seorang gelandangan yang mohonpengampunan. "Apa yang kurang dengan tempat ini? Engkau tinggal lebihenak di sini daripada dulu-dulu bukan?" "Ya tuan," jawabnya, "Tetapi saya tetap ingin keluar." "Apakah engkau tidak mendapat makan cukup?" "Mereka memberi cukup makanan. Ini bukan soalnya." "Lalu apa?" "Ah tuan, hanya ada satu keberatan saya terhadap tempat ini:reputasi tempat ini yang diketahui di seluruh negeri." "YANG PUTIH ATAU YANG HITAM?" Seorang gembala sedang menggembalakan dombanya. Seorang yanglewat berkata, "Engkau mempunyai kawanan domba yang bagus.Bolehkan saya mengajukan beberapa pertanyaan tentangdomba-domba itu?" "Tentu," kata gembala itu. Orang ituberkata, "Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap hari?""Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah,yang putih berjalan sekitar enam kilometer setiap hari.""Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak rumput mereka makan setiap hari?" "Yangmana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah, yangputih makan sekitar empat pon rumput setiap hari." "Dan yanghitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak bulu yangmereka hasilkan setiap tahun?" "Yang mana, yang putih atauyang hitam?" "Yang putih." "Ah menurut perkiraan saya, yangputih menghasilkan sekitar enam pon bulu setiap tahun kalaumereka dicukur." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." Orang yang bertanya menjadi penasaran. "Bolehkah sayabertanya, mengapa engkau mempunyai kebiasaan yang aneh,membedakan dombamu menjadi domba putih dan hitam setiap kaliengkau menjawab pertanyaanku?" Gembala itu menjawab, "Tentusaja. Yang putih adalah milik saya." "Ooo, dan yang hitam?""Yang hitam juga," kata gembala itu. Pikiran manusia membuat pemisahan-pemisahan yang bodoh, yangoleh Sang Kasih dilihat sebagai satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar